hikmah menonton film kim ji joung born 1982

Dari film kim ji young saya belajar bahwa kehidupan rumah tangga itu memang perlu mempersiapkan mental yang kuat. Kesehatan mental tidak bisa dilihat hanya sekedar dari luarnya saja. Tidak selamanya yang kelihatan baik-baik saja beneran baik-baik saja, bisa saja dia berpura-pura baik-baik saja atau tidak sadar bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja karena terlalu banyak mempedulikan orang lain sehingga dirinya sendiri tidak dipedulikan atau dalam kata lain lupa mencintai diri sendiri. Seperti kim ji young yang berusaha menjadi yang terbaik untuk anak, suami dan mertua sampai dia tidak sadar bahwa dirinya terkadang menjadi orang lain. Masih ada untungnya kim ji young mempunyai suami yang baik dan sadar akan kesehatan mental istrinya sehingga dia tidak ikut2an membicarakan istrinya ketika semua orang membicarakan istrinya dalam segala hal. Kim ji young ini mengalami depresi pasca melahirkan, merasa cape, lelah dan gampang marah bahkan marahnya ini menjadikan dia seperti orang lain. Namun dia tidak sadar bahwa dirinya berubah ketika marah dengan merefleksikan dirinya menjadi orang lain entah itu neneknya atau ibunya bahkan temannya. 
Kehidupan pernikahan kim ji young sangat tergambar jelas seperti halnya kehidupan pernikahan di dunia nyata. Banyak permasalahan yang perlu di hadapi seperti rasa insecure ketika orang lain menganggap mudah seorang ibu yang hanya mengurus rumah tangga, terhambatnya cita-cita dan karir yang tidak bisa di lanjutkan karena keadaan tidak memungkinkan. Rasa tidak dihargai ketika dirinya berada di rumah mertuanya juga pernah ia rasakan sehingga mendorong dia berkata2 seperti dirinya adalah orang lain dengan melontarkan kata-kata jahat. Terkadang kenangan masa lalu yang membayanginya ketika depresi tersebut mulai muncul kembali. 
Suaminya yang sangat mencintai dirinya bahkan harus berhati-hati dan bersabar untuk tidak membuat depresinya kumat lagi dengan pelan-pelan mengikuti segala keinginannya. Bahkan suaminya yaitu Dae-hyeon mencari cara agar istrinya ini pergi ke psikiater tanpa membuat istrinya tersinggung. Namun, pada akhirnya sepandai-pandainya menyembunyikan penyakit istrinya ini semua keluarganya tau bahwa istrinya sedang sakit. Bahkan istrinya pun akhirnya tahu dan mau berusaha mengobati penyakitnya. Pada akhirnya penyakitnya sembuh dengan cinta dan kasih sayang keluarganya dan rutin ke psikiater.
Menikah dengan orang yang saling mencintai adalah anugerah terindah. Seberapa besarpun masalah yang dilalui maka pengorbanan, keikhlasan dan kesetiaan adalah kuncinya untuk tetap bertahan dengan orang yang sama sampai batas waktu maut memisahkan. Maka dari itu ketika mencari pasangan hidup ya harus dengan orang yang saling menginginkan dan saling mencintai serta saling menghargai. Tidak membuat kita tertekan harus menjadi paling sempurna. Menerima segala hal baik atau buruknya sikap/prilaku, mampu bertahan, setia dan rela berkorban terhadap segala masalah. Dalam film ini terlihat ketika dae-hyeon yang bersabar menghadapi keadaan kim ji young dan berusaha menyembuhkannya dengan cara halus dan pelan-pelan.
Tak dapat dipungkiri bahwa ini juga seperti  feminisme.  Yang mendukungnya ketika kilas balik memperlihatkan  jaman dahulu anak laki-laki lebih di prioritaskan segalanya dibandingkan anak perempuan, terlihat ketika melihat kilas balik dari masa lalu kim ji young. Dimana adik laki-lakinya lebih diperhatikan segalanya dibandingkan sodara perempuan dan dirinya sendiri oleh ayahnya. Selain itu, ketika di dunia kerja sebelum kim ji yong menikah dimana ia tidak mendapatkan promosi karena seorang perempuan dan akhirnya yang mendapatkan promosi adalah rekan kerjanya yang laki-laki.
Selain itu, diperlihatkannya watak seorang istri seperti kim ji young ini. Sebenarnya sungguh luar biasa dengan kerelaan hatinya untuk menjadi ibu rumah tangga padahal dulunya ia bekerja tapi demi anak dia rela melepaskan pekerjaannya walaupun hati nya sangat menginginkan menjadi wanita karir dan terkadang insecure melihat orang-orang diluaran sana yang bisa menjadi wanita karir meskipun dianggap mengabaikan anak karena mengasuh anaknya harus oleh orang lain apalagi ketika orang lain menggunjing dirinya karena hanya seorang ibu rumah tangga yang dianggap hanya bersenang-senang menghabiskan duit suami. Padahal pekerjaan ibu rumah tangga itu ngga seperti mereka pikirkan ya sebenernya banyak kerjaannya dan pasti sungguh melelahkan seperti masak, bersih-bersih rumah, mengurus anak, mengurus suami dsb. Menurut pandangan islam sih yang dilakukan kim ji young ini baik, apalagi kalo ikhlas dan ridha untuk diniatkan ibadah udah gede pahalanya. Tapi jika di tinjau dari psikologi dalam segi kesehatan mental memang bisa aja menjadi pemicu depresi. Tapi balik lagi ke diri kita selama iman dan taqwa yang di pegang dan dzikir adalah obatnya untuk menerima segala ketentuannya maka jika kita memilih hidup pernikahan kek kim ji young ya bakal tentram. Namun, entah kenapa setelah menonton ini saya teringat apa kata mbak najwa sihab bahwa "perempuan tidak harus memilih antara wanita karir atau ibu rumah tangga, karena kalo bisa kedua-duanya di laksanakan ya kenapa harus memilih". 
Jadi pantas saja sihh kalo sebagian orang menganggap bahwa film ini sebuah feminisme

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Ingkar Karya Boy Candra

Asal Usul Bilangan Kuantum

Review Buku Guru Aini Karya Andrea Hirata