Review Buku Guru Aini Karya Andrea Hirata

Buku Guru Aini karya Andrea Hirata ini wajib dibaca oleh kalangan muda khususnya calon pendidik. Sampul buku ini cukup simpel namun isinya luar biasa banget dan pokonya sangat direkomendasikan banget. Terdiri dari 336 halaman, dicetak pada tahun 2020 oleh PT Bentang Pustaka. Buku ini mengisahkan perjuangan seorang guru matematika yang bernama bu desi dan siswanya aini. Diawal buku ini membahas bagaimana perjuangan seorang guru dimulai dari masa sekolahnya yang sangat menyukai pelajaran matematika sehingga dia terinspirasi oleh gurunya sendiri untuk bercita-cita menjadi guru matematika. Semasa sekolah bu desi terkenal dengan kecerdasannya dan gigih khususnya dalam pelajaran matematika. 
Sebelum ke jenjang kuliah dimulai, bu desi ini tidak diizinkan orang tuanya kuliah keguruan karena orang tuanya tau bahwa bu desi sangat cerdas dan bisa saja mendapatkan yang lebih baik dari pada kuliah keguruan. Namun karena semangat dan keyakinan bu desi maka orang tuanya pun luluh dan memberikan restu untuk kuliah di keguruan. Selain itu, beliaupun mendapatkan beasiswa untuk kuliah keguruan dan setelah lulus kuliah akan langsung diangkat menjadi PNS. Singkat cerita dia lulus kuliah D3 keguruan Matematika dan ketika pengangkatan PNS beliau memilih tempat mengabdi di daerah yang terpencil, meskipun beliau juga mendapatkan peluang untuk memilih dan mengabdi didaerah perkotaan tapi peluang itu tidak diambil olehnya. 
Perjalanan bu desi tidak sampai situ, dia sangat bersemangat untuk mengabdi setelah diangkat menjadi PNS dan tidak sabar untuk mengajar ditempat tersebut. Awal perjuangannya dimulai disaat ia berangkat ke tempat yang telah dipilih yaitu Ketumbi di pulau Tanjong hampar. Perjalanannya mencapai 6 hari 6 malam dengan beberapa kali naik angkutan umum seperti bus besar, bus mini, angkutan umum kecil, ojek, kapal kayu, kapal besi bahkan dari terminal ke terminal dan dermaga ke dermaga ia lewati. Namun, semangatnya tak pernah luntur meskipun lelah dalam perjalanan dan sempat mengalami mabuk perjalanan tapi akhirnya dia bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Saat dalam perjalanan dia tidak pernah lepas memegang buku favoritnya yaitu "principle of calculus" sampai-sampai penumpang lain menganggap dirinya aneh. 
Sebelum berangkat, ia berjanji akan terus memakai sepatu pemberian ayahnya sampai ia mendapatkan orang yang jenius dalam pelajaran matematika. Benar saja, dia pakai terus sepatunya meskipun dalam perjalanan pertama sudah lusuh tapi dia sanggup memakainya sampai menemukan anak jenius matematika itu. Namun, dalam perjalanannya menemukan anak jenius matematika itu ternyata sangat banyak sekali rintangannya. Suatu waktu ia menemukan anak yang jenius itu, namun sayang kejeniusannya itu disia-siakan karena anak itu enggan mau belajar matematika dan lebih memilih menjadi anak nakal. Awal mengajar, dia sangat semangat, ceria, baik dan sangat idealis kepada seseorang untuk belajar Matematika. Pada akhirnya dia berubah 180 derajat karena merasa kecewa kepada salah satu siswanya itu.
Disisi lain, ada seorang anak yang bernama aini, ia adalah anak disleksia. Disleksia adalah fobia / kesulitan dalam belajar matematika. Setiap belajar matematika, aini sering tiba-tiba sakit perut bahkan dia sangat sulit diajari matematika. Bagaimanapun gurunya baik atau galak ia tidak bisa diajari matematika. Awalnya dia benci sama Matematika, tapi pada akhirnya suatu keadaan memaksanya harus mencintai Matematika. Hal ini disebabkan karena Ayahnya sakit dan dia ingin menjadi dokter agar bisa menyembuhkannya. Dia teringat motivasi dari salah satu guru matematikanya bahwa "jika kamu pintar dengan Matematika maka kamu akan pintar dengan hal lain", sehingga dia terobsesi ingin pintar matematika agar bisa menjadi dokter.
Namun, masalah ayahnya yang sakit membuat dia menjadi tinggal kelas karena dia jarang sekolah dan hanya membantu mencari nafkah. Tapi sebaliknya karena tinggal kelas, ia bertekad untuk belajar kepada guru desi agar pintar matematika. Saat itu guru Desi terkenal dengan guru menyeramkan, galak dan tegas. Sebaliknya teman-teman aini pernah memberikan peringatan untuk tidak belajar kepada guru desi tapi tekad dan keyakinannya sangat kuat sehingga ia datang ke guru Desi untuk meminta izin belajar dikelasnya. Guru desi mengajar dikelas unggulan, sedangkan aini awalnya dikelas biasa dengan rangking paling bawah. Hal pertama yang aini lakukan adalah meminta izin kepada guru matematika dikelasnya untuk pindah ke kelas guru desi, lalu setelah mendapat izin ia datang ke guru desi . Ketika datang kepada guru desi, aini diberikan banyak pertanyaan dan terancam ditolak.
Guru Desi berpikir untuk menerima Aini karena ingin melihat seberapa kuat dia akan bertahan dikelasnya, awalnya dia mengira bahwa aini tidak akan kuat sampai 2 minggu namun demikian ternyata dugaannya salah. Dia mampu bertahan lebih lama dari perkiraannya, meskipun ada banyak teman-temannya yang menyepelekannya dan bahkan nilainya pun masih berbasis biner. Sempat terancam akan dipindahkan kembali jika nilainya masih berbasis biner, dia pun akhirnya berinisiatif untuk pergi ke rumah bu desi untuk belajar matematika tambahan selain disekolah. Alasannya karena dia selalu tidak paham jika belajar sendiri dirumah. Saat awal mula, aini tiba di rumah guru desi, ia pun terheran dan seketika akhirnya memberikan izin masuk pada aini. Saat meminta izin untuk belajar dirumah beliau, ia pun kena marah dan diberikan sederet pertanyaan-pertanyaan. Namun karena kejujuran dan keinginan yang kuat untuk belajar matematika akhirnya diterima untuk belajar dirumah dia. Akhirnya setiap sore pun belajar di rumah beliau. Hari demi hari terlewati tetapi aini masih belum berhasil memahami matematika, berbagai cara dilakukan guru desi untuk membantu aini dalam belajar dimulai dari memberikannya materi yang termudah ataupun menghafalkan rumus-rumus. Namun, hasilnya masih tetap. Hingga suatu waktu guru Desi lelah dan berinisiatif untuk mengajari aini dari hal yang tersulit yaitu dari buku andalannya "principle of calculus". Dan akhirnya dia bisa memahaminya sedikit demi sedikit. Perlahan nilai ulangan matematikanya meningkat, dari nilainya seperti basis biner naik menjadi 2 atau 3 malah 5. Aini tidak putus asa dan selalu bersemangat untuk terus belajar setiap sore pada guru Desi. 
Usut punya usut akhirnya aini tau, guru Desi pernah kecewa pada salah satu siswa yang jenius matematika namun disia-siakan begitu saja sehingga guru Desi menjadi seperti sekarang dan sekarang siswa itu menjadi pedangan toko buku. Singkat cerita, aini lulus SMA dan daftar kuliah di jurusan kedokteran disalah satu universitas. Ternyata aini lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan prodi kedokteran. Namun, sayang dia tidak punya biaya untuk melanjutkan studinya dan pada akhirnya dia hanya mengajarkan matematika untuk anak-anak di kampung. Akan tetapi mimpinya menjadi dokter tidak pernah padam. Dan guru Desi akhirnya bisa pulang ke kampung halaman. 

Komentar

  1. Keren Review nya kak, silahkan berkunjung ke blog kami ya sanggarbelajarhero.blogspot.com atau brodanni.com. Banyak konten-konten pendidikan yang menarik lainnya. Makasih Kakak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Ingkar Karya Boy Candra

Asal Usul Bilangan Kuantum