Barisan Kata Bukan Angka

Josee adalah gadis yang sudah lumpuh sejak lahir. Ketika jalan-jalan malam, kursi rodanya terdorong hingga tak terkendali. Untungnya di selamatkan oleh tsuneo yang sedang berjalan pulang. Tubuh josee terlemparkan ke badan tsuneo. Diawal pertemuan itu josee berbicara kecut kepada tsuneo seakan seperti marah-marah ga jelas. Setelah itu, neneknya menghampiri dan tiba-tiba menawarkan pekerjaan untuk tsuneo. Tsuneo adalah seorang mahasiswa yang mempunyai mimpi melanjutkan studinya ke luar negeri. Namun, karena masalah biaya dia harus banting tulang mencari uang dengan kerja part time. Itulah salah satu alasa tawaran neneknya josee di terima. Tugas tsuneo adalah menjaga josee atau josee menganggapnya menjadi pelayan. Awalnya josee merasa risih di jaga sama tsuneo sehingga iya membuat kesal tsuneo dengan permintaan yang aneh-aneh. Sampai pada akhirnya josee sering mengajak tsuneo menemaninya keluar rumah karena ingin mengeksplore dunia luar yang dianggap menakutkan apalagi nenekny...

Dari film kim ji young saya belajar bahwa kehidupan rumah tangga itu memang perlu mempersiapkan mental yang kuat. Kesehatan mental tidak bisa dilihat hanya sekedar dari luarnya saja. Tidak selamanya yang kelihatan baik-baik saja beneran baik-baik saja, bisa saja dia berpura-pura baik-baik saja atau tidak sadar bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja karena terlalu banyak mempedulikan orang lain sehingga dirinya sendiri tidak dipedulikan atau dalam kata lain lupa mencintai diri sendiri. Seperti kim ji young yang berusaha menjadi yang terbaik untuk anak, suami dan mertua sampai dia tidak sadar bahwa dirinya terkadang menjadi orang lain. Masih ada untungnya kim ji young mempunyai suami yang baik dan sadar akan kesehatan mental istrinya sehingga dia tidak ikut2an membicarakan istrinya ketika semua orang membicarakan istrinya dalam segala hal. Kim ji young ini mengalami depresi pasca melahirkan, merasa cape, lelah dan gampang marah bahkan marahnya ini menjadikan dia seperti or...

Ku kira aku sudah lebih baik ternyata aku masih dititik nol dititik aku memulai Ku kira aku sudah mampu mengahadapi masalah ternyata aku masih menjadi pecundang payah Ku kira aku mampu mendobrak diri ternyata aku terperangkap dalam diri Ku kira inginku layak tuk di kabulkan ternyata masih tak dimampukan Ku kira butuhku akan terlampaui ternyata masih tak kukuasai Ku kira masih ada sebuah harapan ternyata yang ada hanyalah sebuah kemustahilan